Selasa, 28 Juli 2009

Asal Mula Agama

Asal mula agama
Pada hakekatnya setiap Manusia mendambakan kebahagiaan, baik di-dunia maupun di-akhirat, tetapi jalan yang ditempuh untuk mencapai itu dapat sama dan ada pula yang berbeda menurut kepercayaan dan kenyakinannya masing yang melatar belakangi kehidupannya.

Manusia sejak dahulu kala sampai sekarang, masih selalu mencari hakekatnya Illahi, keyakinan dan kepercayaan adanya penguasa Jagad Raya demikian disebut dan dikenal sebagai Agama.

Semula tidak tertulis, karena manusia belum dapat membaca dan menulis, berkembang dan perkembangannya keyakinan dan kepercayaan dari mulut kemulut, kemudian terbentuklah kisah-kisah mitos, kisah-kisah mistik, kisah-kisah legenda para Dewa, kisah-kisah legenda pahlawan dan kepahlawanan yang dihubungkan dengan Dewa-Dewa dlsb.

Kisah-kisah demikian mempengaruhi kehidupan dan pola hidup masyarakat, kemudian terbentuklah kisah-kisah rakyat yang dihubungkan dengan mitos, mistik, legenda, kisah tradisional relegius dlsb. yang diwariskan dari generasi kegenerasi berikutnya sampai akhir jaman tidak akan dapat hilang dan kemudian kisah-kisah tersebut mempunyai otoritas/wibawa.

Otoritas atau wibawa itu semua diperoleh karena kisah-kisah tersebut terdapat unsur menakut-nakuti, apabila tidak ditaati perintahnya atau dilanggar larangannya dan akan memperoleh kebahagiaan apabila ditaati perintahnya.

Agama meskipun dilengkapi dengan kitab-kitab suci yang diyakini berasal dari Firman-Firman Allah, namun kisah-kisah mitos, kisah-kisah mistik, kisah-kisah legenda, kisah-kisah kerakyatan, kisah-kisah tradisional relegius dlsb. tetap mewarnai dan masih tetap hidup dikalangan masyarakat, karena mereka merasa semua kitab-kitab suci masih belum dapat menjawab persoalan-persoalan dan tantangan hidup yang mereka hadapi.

Hal tersebut dibuktikan dari kehidupan manusia yang tidak semuanya dalam satu naungan agama, meskipun masing-masing agama menurut keyakinan pemeluknya, dari Illahi.

Kitab - kitab suci terbentuk dan tertulis terkadang sulit untuk dimengerti, hal demikian dapat dimaklumi, karena tulisan dan tertulisnya jauh rentang waktunya dengan kehidupan kita.

Terbentuknya kitab-kitab suci diawali dari masa prasejarah, prailmiah, pra-logika, pra-penyatuan pemikiran Barat dengan pemikiran dan tradisi Timur.

Untuk dapat memahami apa makna yang terkandung didalam kitab-kitab suci tersebut diperlukan pengetahuan latar belakang hitorisnya seperti penemuan-penemuan kepurbakalaan, penemuan-penemuan para Ahli analisis, para ahli sastra atau perangkat-perangkat yang mengkritisinya, sehingga dapat diperoleh hal-hal yang mendekati pada kebenaran.

Sebagaimana kisah-kisah didalam Taurat ( Kitab sucinya Yahudi ), merupakan kisah-kisah prasejarah bangsa Israel dan Israel baru menjadi suatu bangsa setelah mereka menduduki dan menguasai tanah Kanaan, kemudian ditulis merupakan suatu rangkaian sejarah tradisional religius dgn menokohkan orang-orang tertentu yang ditunjuk Illahi sebagai utusan, seka ligus simbul atau sentral religiusnya.

Tokoh sentral riligius oleh kaumnya ditempatkan pada tempat paling tinggi dan terhormat kedudukannya, dibandingkan dengan manusia-manusia lainnya dan bahkan siap mempertaruhkan nyawanya untuk membela, mempertahankan kehormatan dan ajarannya, tetapi tingkatannya masih dibawah Illahi Sang Maha Pencipta.

Karena itu antara satu agama dengan agama lainnya, tidak dapat dipisahkan begitu saja dan saling kait mengkait, meskipun jauh rentang waktunya.

Apa lagi kehidupan agama yang masih berdekatan, sebagaimana antara Yahudi dengan Kristen demikian pula antara, Kristen dengan Islam.

Jika diteliti dengan cermat, ketiga-tiganya menceritakan tentang sejarah Bangsa Israel dan Bangsa Arab yang dibumbui dengan pesan-pesan moral dan perbaikan aklaq yang bersumber dari Illahi dan mengaitkan kisah asal usul mereka dengan kisah permulaan alam semesta dan sejarah Manusia dimasa Purbakala.

Kisah-kisah tersebut dirangkum dan dirangkai memerlukan waktu berabad–abad lamanya.

Penyebutan Allah didalam kelima kitab pertama Kitab Suci (Pentateukh), disebut dengan Yahwe (YHWH ), kemudian oleh orang Kristen disebut dengan Allah dan yang terakhir dengan “ TUHAN ALLAH “ kemudian oleh orang Islam disebut dengan “ ALLAH “ .

Diawali dari Adam a.s. dan titik tolaknya di Ibrahim a.s. yang sekaligus menyatakan bahwa Bangsa Israel dengan Bangsa Arab masih mempunyai hubungan saudara.

Mereka satu ayah dengan ibu yang berbeda, Bangsa Israel dari Ibu Sarah berputra Ishak dan Bangsa Arab dari Ibu Siti Hajar berputra Ismail.

Sedangkan Hindu diawali dengan Pari Kesit sebagai cikal bakal manusia yang hidup dan berkembang sampai sekarang.